weLcoMe to My bloggEr...^_^

Minggu, 19 Juni 2011

Gerak berbentuk Parabola


Gerak ini terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Gerak Setengah Parabola

Benda yang dilempar mendatar dari suatu ketinggian tertentu dianggap tersusun atas dua macam gerak, yaitu :

a. Gerak pada arah sumbu X (GLB)
 
vx = v0
Sx = X = vx t




Gbr. Gerak Setengah Parabola
b. Gerak pada arah sumbu Y (GJB/GLBB)
vy = 0
                      ]® Jatuh bebas
y = 1/2 g t2


2. Gerak Parabola/Peluru
Benda yang dilempar ke atas dengan sudut tertentu, juga tersusun atas dua macam gerak dimana lintasan
dan kecepatan benda harus diuraikan pada arah X dan Y.

a. Arah sb-X (GLB)
v0x = v0 cos q (tetap)
X = v0x t = v0 cos q.t



Gbr. Gerak Parabola/Peluru
b. Arah sb-Y (GLBB)
v0y = v0 sin q
Y = voy t - 1/2 g t2
   = v0 sin q
. t - 1/2 g t2
vy = v0 sin q
- g t

Syarat mencapai titik P (titik tertinggi): vy = 0
top = v0 sin q / g 
sehingga
top = tpq
toq = 2 top

OQ = v0x tQ = V02 sin 2q / g
h max = v oy tp - 1/2 gtp2 = V02 sin2 q / 2g
vt = Ö (vx)2 + (vy)2  
Contoh:
1. Sebuah benda dijatuhkan dari pesawat terbang yang sedang melaju horisontal 720 km/jam dari ketinggian 490 meter. Hitunglah jarak jatuhnya benda pada arah horisontal ! (g = 9.8 m/det2). Jawab:
vx = 720 km/jam = 200 m/det.
h = 1/2 gt2 ®  490 = 1/2 . 9.8 . t2
t = 100 = 10 detik
X = vx . t = 200.10 = 2000 meter

2. Peluru A dan peluru B ditembakkan dari senapan yang sama dengan sudut elevasi yang berbeda; peluru A dengan 30o dan peluru B dengan sudut 60o. Berapakah perbandingan tinggi maksimum yang dicapai peluru A dan peluru B?
Jawab:
Peluru A:

hA =  V02 sin2 30o / 2g = V02 1/4 /2g = V02 / 8g

Peluru B:

hB =  V02 sin2 60o / 2g = V02 3/4 /2g = 3 V02 / 8g

hA =  hB = V02/8g : 3 V02 / 8g = 1 : 3
»»  READMORE...

JENIS DAN PERSEBARAN FAUNA DI INDONESIA DAN DUNIA


 Setelah mempelajari kegiatan 3 ini, Anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia; dan 2. menyebutkan pembagian wilayah fauna di dunia.  Pola persebaran fauna di Indonesia sama dengan pola persebaran tumbuhan, yaitu di bagian Barat, faunanya mempunyai kemiripan dengan fauna Asia, di bagian Timur faunanya mirip dengan fauna di Australia, dan diantara kedua daerah tadi, faunanya merupakan fauna daerah peralihan.
Hal tersebut dimungkinkan karena pada zaman es Indonesia pernah menyatu dengan Asia dan Australia. Pada masa itu Indonesia menjadi jembatan persebaran hewan dari Asia dan Australia. Sekarang kita bahas dahulu mengenai jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia.    Jenis-Jenis dan Persebaran Fauna di Indonesia  Sejarah terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada awal zaman es tersebut, suhu permukaan bumi turun sehingga permukaan air laut menjadi turun. Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia. Begitu pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia. Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari Semenanjung Malaka.  Seorang berkebangsaan Inggris bernama Wallace mengadakan penelitian mengenai penyebaran hewan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hewan di Indonesia bagian Barat dengan hewan di Indonesia bagian Timur. Batasnya di mulai dari Selat Lombok sampai ke Selat Makasar. Oleh sebab itu garis batasnya dinamakan garis Wallace. Batas ini bersamaan pula dengan batas penyebaran binatang dan tumbuhan dari Asia ke Indonesia (lihat gambar 1.1)  Gambar 1.1. Peta daerah flora dan fauna di Indonesia menurut Wallace dan Weber. Sumber: Buku Geografi SMU, Drs. Priatna Sutisna, dkk.  Di samping itu seorang peneliti berkebangsaan Jerman bernama Weber, berdasarkan penelitiannya tentang penyebaran fauna di Indonesia, menetapkan batas penyebaran hewan dari Australia ke Indonesia bagian Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber (lihat gambar 1.1).  Sedangkan daerah diantara dataran Sunda dan dataran Sahul oleh para ahli biografi disebut daerah Wallace atau daerah Peralihan. Mengapa disebut daerah Peralihan? Karena di daerah ini terdapat beberapa jenis hewan Asia dan Australia, jadi merupakan daerah transisi antara dataran Sunda dan dataran Sahul. Misalnya di daerah Sulawesi juga terdapat hewan yang ada juga di Jawa, contohnya rusa dan monyet, sedangkan di Halmahera juga ada burung Cendrawasih yang ada di Irian Jaya.  Nah, kini Anda telah mengetahui asal mula terbentuknya daratan Indonesia. Termasuk kawasan manakah daerah tempat tinggal Anda?  Setelah Anda mengetahui sejarah terbentuknya daratan Indonesia dan terjadinya keanekaan fauna dan flora di Indonesia, maka kini Anda perlu mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadi keanekaan tersebut.  Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan Fauna di Dunia Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Tahukah Anda, apa saja yang termasuk abiotik dan biotik? Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.  a.   Iklim Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari. Berbeda dengan tanaman di daerah yang beriklim sedang, ragam tumbuhannya tidak sebanyak di daerah tropis yang kaya sinar matahari, di sana banyak ditemui pohon berkayu keras dan berdaun jarum. Daerah Gurun yang beriklim panas dan kurang curah hujan, hanya sedikit tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri, seperti misalnya pohon Kaktus dapat tumbuh subur, karena mempunyai persediaan air dalam batangnya. Kehidupan faunanya juga sangat bergantung pada pengaruh iklim yang mampu memberikan kemungkinan bagi kelangsungan hidupnya. Binatang di daerah dingin beda dengan binatang di daerah tropis, dan sulit menyesuaikan diri bila hidup di daerah tropis yang beriklim panas.   Gambar 1.2. Pohon kaktus dapat tumbuh subur di daerah gurun pasir berkat simpanan air dalam batangnya. Hujan hanya turun sekali setahun saja.       Gambar 1.3. Beruang Kutub binatang khas daerah Kutub, berbulu tebal.      b.   Tanah Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur. Perhatikan hutan di daerah yang subur di pegunungan dengan hutan di daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur atau tanah liat. Apakah ada perbedaan keanekaragaman tanamannya?   Gambar 1.4. Tanaman di daerah rawa ini tidak subur karena mineral sukar menyerap melalui lumpur.    c.   Air Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya. Misalnya di daerah gurun, hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup, contohnya adalah pohon Kaktus dan tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis banyak hutan lebat, pohonnya tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau.    d.   Tinggi rendahnya permukaan bumi Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.   Gambar 1.5. Dibatasi oleh jalan raya, di sebelah kiri jalan adalah daerah delta sungai Nil yang subur dan gurun tandus di sebelah kanan jalan. Airlah yang menyebabkan perbedaan itu.    e.   Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.    Kini materi di kegiatan 1 telah selesai. Bacalah kembali agar lebih memperdalam penguasaan Anda. Pergunakan peta untuk lebih memperjelas pemahaman Anda tentang wilayah persebaran flora dan fauna di Indonesia. Diskusikan dengan teman atau guru bila ada yang perlu Anda diskusikan atau kurang jelas. Kemudian kerjakanlah tugas di bawah ini untuk menguji seberapa jauh pemahaman Anda.    KEGIATAN 1  Setelah Anda selesai mempelajari kegiatan 1, kerjakanlah tugas di bawah ini!   Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat:  1. Pulau-pulau di Indonesia Barat pernah menyatu dengan benua a) ... dan Indonesia bagian Timur menyatu dengan benua b) .... 2. Disebelah Timur flora Asia dibatasi oleh garis a) .... dan disebelah Barat flora Australia dibatasi oleh garis b) .... 3. Disebut daerah peralihan karena .... 4. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna adalah faktor a) ..., b) ..., c) ..., d) ... dan e) .... 5. Perbedaan flora dan fauna di daerah tropis dengan di daerah dingin disebabkan karena faktor-faktor ..., ..., ..., ..., ..., ... disebut juga faktor biotik. 6. Adanya hutan lebat yang selalu berdaun hijau di hutan Sumatera, Jawa, dan Kalimantan disebabkan karena banyaknya .... di kawasan tersebut. 7. Tanah yang kurang subur di Nusa Tenggara menyebabkan di sana banyak hutan ....  JENIS DAN PERSEBARAN FLORA DI INDONESIA DAN DUNIA    Setelah mempelajari kegiatan 2 ini, Anda diharapkan dapat: 1. menyebutkan pembagian jenis flora berdasarkan geologis, iklim, dan ketinggian tempat; dan 2. menjelaskan pembagian jenis flora di dunia.  Indonesia, negara kita yang tercinta ini, terkenal di dunia dengan keanekaragaman floranya. Umumnya flora di Indonesia memiliki ciri-ciri: selalu hijau sepanjang tahun, hanya sebagian kecil yang memperlihatkan adanya musim gugur, jumlah spesiesnya banyak dan banyak tumbuhan endemik. Persebaran flora sangat erat kaitannya dengan faktor geologi, iklim dan ketinggian tempat. Tentunya Anda ingin mengetahui kaitan persebaran flora dengan ke 3 faktor tadi, bukan? Pelajarilah uraian berikut ini dengan baik!    Pembagian Jenis Flora berdasarkan Geologi, Iklim dan Ketinggian Tempat  Jenis dan persebaran flora di Indonesia didasarkan atas beberapa faktor yaitu faktor geologi dan faktor iklim serta ketinggian tempat pada muka bumi.   Jenis Flora berdasarkan Faktor Geologi Seperti yang telah dijelaskan di atas, secara geologis, pulau-pulau di Indonesia Barat pernah menyatu dengan benua Asia sedangkan pulau-pulau di Indonesia Timur pernah menyatu dengan benua Australia. Oleh karena itu tumbuhan di benua Asia mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan tumbuhan di Indonesia Barat demikian pula ciri-ciri tumbuhan di Indonesia Timur mirip dengan tumbuhan di benua Australia. Berdasarkan hal tersebut, flora di Indonesia dibedakan dalam tiga wilayah, yaitu flora di dataran Sunda, di dataran Sahul dan di daerah Peralihan.  a.   Flora di Dataran Sunda Sebelumnya saya ingin bertanya manakah yang termasuk dataran Sunda ? Anda bisa melihat pada gambar 1.1 pada Kegiatan Belajar 1. Flora di dataran Sunda disebut juga flora Asiatis karena ciri-cirinya mirip dengan ciri-ciri tumbuhan Asia. Ingat sejarahnya bukan? Contoh-contohnya yaitu: tumbuhan jenis meranti-merantian, berbagai jenis rotan dan berbagai jenis nangka. Hutan Hujan Tropis terdapat di bagian Tengah dan Barat pulau Sumatera dan sebagian besar wilayah Kalimantan. Bagaimana dengan Pulau Jawa? Apakah memiliki Hutan Hujan Tropis?  Di dataran Sunda banyak dijumpai tumbuhan endemik. Di Kalimantan 59 jenis dan di Jawa 10 jenis. Apakah tumbuhan endemik itu? Tumbuhan endemik adalah tumbuhan yang hanya terdapat pada tempat tertentu dengan batas wilayah yang relatif sempit dan tidak terdapat di wilayah lain. Misalnya bunga Rafflesia Arnoldii hanya terdapat di perbatasan Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan. Anggrek Tien Soeharto yang hanya tumbuh di Tapanuli Utara,Sumatera Utara. Bagaimana di daerah Anda, apakah ada tumbuhan endemik?   Gambar 2.1. Bunga terbesar di dunia,Rafflesia Arnoldi atau nama lokalnya Cendawan Harimau. Bandingkan besar bunga dengan orang duduk.    Gambar 2.2. Bunga Bangkai dapat mencapai 210 cm, terdapat di Sumatera Selatan.  b.   Flora di daerah Dataran Sahul Flora di dataran Sahul disebut juga flora Australis karena jenis floranya mirip dengan flora di benua Australia.. Meliputi pulau apa saja dataran Sahul? Ya, Irian Jaya serta pulau-pulau kecil disekitarnya. Dataran Sahul memiliki corak hutan Hujan Tropik tipe Australia Utara, yang ciri-cirinya sangat lebat dan selalu hijau sepanjang tahun. Di dalamnya tumbuh beribu-ribu jenis tumbuh-tumbuhan dari yang besar dan tingginya bisa mencapai lebih dari 50 m, berdaun lebat sehingga matahari sukar menembus ke permukaan tanah dan tumbuhan kecil yang hidupnya merambat. Berbagai jenis kayu berharga tumbuh dengan baik, seperti kayu besi, cemara, eben hitam, kenari hitam, dan kayu merbau. Di daerah pantai banyak kita jumpai hutan mangrove dan pandan, sedangkan di daerah rawa terdapat sagu untuk bahan makanan. Di daerah pegunungan terdapat tumbuhan Rhododendron yang merupakan tumbuhan endemik daerah ini.   Gambar 2.3. Hutan Mangrove atau Bakau.    Gambar 2.4. Pohon Meranti (Shorea spp.)  c.   Flora Daerah Peralihan Sebelumnya coba sebutkan, pulau apa saja yang masuk daerah peralihan? Ya, pulau Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara. Mengapa disebut daerah peralihan? Mengenai flora di daerah peralihan, sebagai contoh yaitu flora di Sulawesi, yang mempunyai kemiripan dengan flora daerah kering di Maluku, Nusa Tenggara, Jawa, dan Filipina. Di kawasan pegunungannya terdapat jenis tumbuhan yang mirip dengan tumbuhan di Kalimantan. Sedangkan di kawasan pantai dan dataran rendahnya mirip dengan tumbuhan di Irian Jaya. Corak vegetasi yang terdapat di daerah Peralihan meliputi:  Vegetasi Sabana Tropik di Kepulauan Nusa Tenggara, Hutan pegunungan di Sulawesi dan Hutan Campuran di Maluku.  Jenis Flora berdasarkan Iklim dan Ketinggian Tempat Sebelumnya Anda harus mengetahui dahulu apa yang dimaksud dengan faktor iklim Faktor iklim di dalamnya termasuk suhu udara, sinar matahari, kelembaban udara dan angin. Unsur-unsur ini sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman. Bagaimana dengan ketinggian tempat? Yang dimaksud dengan ketinggian tempat adalah ketinggian dari permukaan air laut (elevasi). Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin tinggi suatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu udaranya atau udaranya semakin dingin. Semakin rendah daerahnya semakin tinggi suhu udaranya atau udaranya semakin panas. Oleh karena itu ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu suatu wilayah. Perubahan suhu ini tentunya mengakibatkan perbedaan jenis tumbuhan pada wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan ketinggian tempatnya. Maka berdasarkan iklim dan ketinggian tempat, flora di Indonesia terdiri atas:  a.   Hutan Hujan Tropik Indonesia berada di daerah katulistiwa, banyak mendapat sinar matahari, curah hujannya tinggi, dan suhu udaranya tinggi, menyebabkan banyak terdapat hutan hujan tropik. Ciri-ciri hutan ini adalah sangat lebat, selalu hijau sepanjang tahun, tidak mengalami musim gugur, dan jenisnya sangat heterogen. Hutan jenis ini banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Irian Jaya. Beberapa jenis floranya misalnya kayu meranti, ulin, dan kapur. Pada pohon-pohon ini hidup menumpang berbagai tumbuhan seperti anggrek dan tumbuhan merambat.dan epifit. Tumbuhan merambat yang terkenal adalah rotan. Hutan ini terdiri dari Hutan Hujan Tanah Kering (ketinggian 1000 - 3000 m dari muka laut) dan Hutan Hujan Tanah Rawa (ketinggian 5 - 100 m dari muka laut). Hutan rawa gambut, hutan mangrove, dan hutan rawa air tawar termasuk dalam jenis hutan hujan tanah rawa. Sedangkan hutan fegaceae, hutan campuran Dipterocarpaceae, dan hutan belukar, termasuk jenis hutan hujan tanah kering.   Gambar 2.4. Hutan Hujan Tropik, tempat 1% saja cahaya matahari mencapai lantai tanah.  b.   Hutan Musim atau Hutan Meranggas Hutan ini terdapat di daerah yang suhu udaranya tinggi (terletak pada ketinggian antara 800 - 1200 m dari muka laut). Pohon-pohonnya jarang sehingga sinar matahari sampai ke tanah, tahan kekeringan, dan tingginya sekitar 12 - 35 m. Daunnya selalu gugur pada musim kering/kemarau dan menghijau pada musim hujan. Contohnya pohon jati, kapuk, dan angsana.   Gambar 2.5. Hutan Meranggas atau hutan Musim  c.   Hutan Sabana Sabana adalah padang rumput yang disana sini ditumbuhi pepohonan yang berserakan atau bergerombol. Terdapat di daerah yang mempunyai musim kering lebih panjang dari musim penghujan, seperti di Nusa Tenggara. Terdiri dari hutan sabana dengan pohon-pohon dan palma ( 900 m dari muka laut) dan hutan sabana casnarina (terletak antara 1600 - 2400 m dari muka laut).   Gambar 2.6. Pemandangan hutan Sabana.  d.   Padang rumput Terdapat pada daerah yang mempunyai musim kering panjang dan musim penghujan pendek, seperti di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Padang rumput dapat terdapat di daerah dengan ketinggian antara 900 - 4000 m di atas permukaan laut, seperti misalnya padang rumput tanah, padang rumput pegunungan, komunitas rumput, dan lumut. Namun ada yang berada pada ketinggian kurang dari 100m di atas permukaan laut, yaitu Rawa gambut.  Demikianlah jenis-jenis flora yang hidup di Indonesia yang dibedakan atas 3 wilayah. Cobalah Anda cari gambar mengenai jenis-jenis flora dari sumber-sumber lainnya agar lebih memahaminya. Setelah Anda mengetahui jenis-jenis flora yang ada di Indonesia, selanjutnya akan kita bahas mengenai jenis-jenis flora di dunia.
»»  READMORE...

JENIS DAN PERSEBARAN FAUNA DI INDONESIA DAN DUNIA


 Setelah mempelajari kegiatan 3 ini, Anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia; dan 2. menyebutkan pembagian wilayah fauna di dunia.  Pola persebaran fauna di Indonesia sama dengan pola persebaran tumbuhan, yaitu di bagian Barat, faunanya mempunyai kemiripan dengan fauna Asia, di bagian Timur faunanya mirip dengan fauna di Australia, dan diantara kedua daerah tadi, faunanya merupakan fauna daerah peralihan.
Hal tersebut dimungkinkan karena pada zaman es Indonesia pernah menyatu dengan Asia dan Australia. Pada masa itu Indonesia menjadi jembatan persebaran hewan dari Asia dan Australia. Sekarang kita bahas dahulu mengenai jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia.    Jenis-Jenis dan Persebaran Fauna di Indonesia  Sejarah terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada awal zaman es tersebut, suhu permukaan bumi turun sehingga permukaan air laut menjadi turun. Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia. Begitu pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia. Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari Semenanjung Malaka.  Seorang berkebangsaan Inggris bernama Wallace mengadakan penelitian mengenai penyebaran hewan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hewan di Indonesia bagian Barat dengan hewan di Indonesia bagian Timur. Batasnya di mulai dari Selat Lombok sampai ke Selat Makasar. Oleh sebab itu garis batasnya dinamakan garis Wallace. Batas ini bersamaan pula dengan batas penyebaran binatang dan tumbuhan dari Asia ke Indonesia (lihat gambar 1.1)  Gambar 1.1. Peta daerah flora dan fauna di Indonesia menurut Wallace dan Weber. Sumber: Buku Geografi SMU, Drs. Priatna Sutisna, dkk.  Di samping itu seorang peneliti berkebangsaan Jerman bernama Weber, berdasarkan penelitiannya tentang penyebaran fauna di Indonesia, menetapkan batas penyebaran hewan dari Australia ke Indonesia bagian Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber (lihat gambar 1.1).  Sedangkan daerah diantara dataran Sunda dan dataran Sahul oleh para ahli biografi disebut daerah Wallace atau daerah Peralihan. Mengapa disebut daerah Peralihan? Karena di daerah ini terdapat beberapa jenis hewan Asia dan Australia, jadi merupakan daerah transisi antara dataran Sunda dan dataran Sahul. Misalnya di daerah Sulawesi juga terdapat hewan yang ada juga di Jawa, contohnya rusa dan monyet, sedangkan di Halmahera juga ada burung Cendrawasih yang ada di Irian Jaya.  Nah, kini Anda telah mengetahui asal mula terbentuknya daratan Indonesia. Termasuk kawasan manakah daerah tempat tinggal Anda?  Setelah Anda mengetahui sejarah terbentuknya daratan Indonesia dan terjadinya keanekaan fauna dan flora di Indonesia, maka kini Anda perlu mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadi keanekaan tersebut.  Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan Fauna di Dunia Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Tahukah Anda, apa saja yang termasuk abiotik dan biotik? Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.  a.   Iklim Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari. Berbeda dengan tanaman di daerah yang beriklim sedang, ragam tumbuhannya tidak sebanyak di daerah tropis yang kaya sinar matahari, di sana banyak ditemui pohon berkayu keras dan berdaun jarum. Daerah Gurun yang beriklim panas dan kurang curah hujan, hanya sedikit tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri, seperti misalnya pohon Kaktus dapat tumbuh subur, karena mempunyai persediaan air dalam batangnya. Kehidupan faunanya juga sangat bergantung pada pengaruh iklim yang mampu memberikan kemungkinan bagi kelangsungan hidupnya. Binatang di daerah dingin beda dengan binatang di daerah tropis, dan sulit menyesuaikan diri bila hidup di daerah tropis yang beriklim panas.   Gambar 1.2. Pohon kaktus dapat tumbuh subur di daerah gurun pasir berkat simpanan air dalam batangnya. Hujan hanya turun sekali setahun saja.       Gambar 1.3. Beruang Kutub binatang khas daerah Kutub, berbulu tebal.      b.   Tanah Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur. Perhatikan hutan di daerah yang subur di pegunungan dengan hutan di daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur atau tanah liat. Apakah ada perbedaan keanekaragaman tanamannya?   Gambar 1.4. Tanaman di daerah rawa ini tidak subur karena mineral sukar menyerap melalui lumpur.    c.   Air Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya. Misalnya di daerah gurun, hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup, contohnya adalah pohon Kaktus dan tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis banyak hutan lebat, pohonnya tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau.    d.   Tinggi rendahnya permukaan bumi Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.   Gambar 1.5. Dibatasi oleh jalan raya, di sebelah kiri jalan adalah daerah delta sungai Nil yang subur dan gurun tandus di sebelah kanan jalan. Airlah yang menyebabkan perbedaan itu.    e.   Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.    Kini materi di kegiatan 1 telah selesai. Bacalah kembali agar lebih memperdalam penguasaan Anda. Pergunakan peta untuk lebih memperjelas pemahaman Anda tentang wilayah persebaran flora dan fauna di Indonesia. Diskusikan dengan teman atau guru bila ada yang perlu Anda diskusikan atau kurang jelas. Kemudian kerjakanlah tugas di bawah ini untuk menguji seberapa jauh pemahaman Anda.    KEGIATAN 1  Setelah Anda selesai mempelajari kegiatan 1, kerjakanlah tugas di bawah ini!   Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat:  1. Pulau-pulau di Indonesia Barat pernah menyatu dengan benua a) ... dan Indonesia bagian Timur menyatu dengan benua b) .... 2. Disebelah Timur flora Asia dibatasi oleh garis a) .... dan disebelah Barat flora Australia dibatasi oleh garis b) .... 3. Disebut daerah peralihan karena .... 4. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna adalah faktor a) ..., b) ..., c) ..., d) ... dan e) .... 5. Perbedaan flora dan fauna di daerah tropis dengan di daerah dingin disebabkan karena faktor-faktor ..., ..., ..., ..., ..., ... disebut juga faktor biotik. 6. Adanya hutan lebat yang selalu berdaun hijau di hutan Sumatera, Jawa, dan Kalimantan disebabkan karena banyaknya .... di kawasan tersebut. 7. Tanah yang kurang subur di Nusa Tenggara menyebabkan di sana banyak hutan ....  JENIS DAN PERSEBARAN FLORA DI INDONESIA DAN DUNIA    Setelah mempelajari kegiatan 2 ini, Anda diharapkan dapat: 1. menyebutkan pembagian jenis flora berdasarkan geologis, iklim, dan ketinggian tempat; dan 2. menjelaskan pembagian jenis flora di dunia.  Indonesia, negara kita yang tercinta ini, terkenal di dunia dengan keanekaragaman floranya. Umumnya flora di Indonesia memiliki ciri-ciri: selalu hijau sepanjang tahun, hanya sebagian kecil yang memperlihatkan adanya musim gugur, jumlah spesiesnya banyak dan banyak tumbuhan endemik. Persebaran flora sangat erat kaitannya dengan faktor geologi, iklim dan ketinggian tempat. Tentunya Anda ingin mengetahui kaitan persebaran flora dengan ke 3 faktor tadi, bukan? Pelajarilah uraian berikut ini dengan baik!    Pembagian Jenis Flora berdasarkan Geologi, Iklim dan Ketinggian Tempat  Jenis dan persebaran flora di Indonesia didasarkan atas beberapa faktor yaitu faktor geologi dan faktor iklim serta ketinggian tempat pada muka bumi.   Jenis Flora berdasarkan Faktor Geologi Seperti yang telah dijelaskan di atas, secara geologis, pulau-pulau di Indonesia Barat pernah menyatu dengan benua Asia sedangkan pulau-pulau di Indonesia Timur pernah menyatu dengan benua Australia. Oleh karena itu tumbuhan di benua Asia mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan tumbuhan di Indonesia Barat demikian pula ciri-ciri tumbuhan di Indonesia Timur mirip dengan tumbuhan di benua Australia. Berdasarkan hal tersebut, flora di Indonesia dibedakan dalam tiga wilayah, yaitu flora di dataran Sunda, di dataran Sahul dan di daerah Peralihan.  a.   Flora di Dataran Sunda Sebelumnya saya ingin bertanya manakah yang termasuk dataran Sunda ? Anda bisa melihat pada gambar 1.1 pada Kegiatan Belajar 1. Flora di dataran Sunda disebut juga flora Asiatis karena ciri-cirinya mirip dengan ciri-ciri tumbuhan Asia. Ingat sejarahnya bukan? Contoh-contohnya yaitu: tumbuhan jenis meranti-merantian, berbagai jenis rotan dan berbagai jenis nangka. Hutan Hujan Tropis terdapat di bagian Tengah dan Barat pulau Sumatera dan sebagian besar wilayah Kalimantan. Bagaimana dengan Pulau Jawa? Apakah memiliki Hutan Hujan Tropis?  Di dataran Sunda banyak dijumpai tumbuhan endemik. Di Kalimantan 59 jenis dan di Jawa 10 jenis. Apakah tumbuhan endemik itu? Tumbuhan endemik adalah tumbuhan yang hanya terdapat pada tempat tertentu dengan batas wilayah yang relatif sempit dan tidak terdapat di wilayah lain. Misalnya bunga Rafflesia Arnoldii hanya terdapat di perbatasan Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan. Anggrek Tien Soeharto yang hanya tumbuh di Tapanuli Utara,Sumatera Utara. Bagaimana di daerah Anda, apakah ada tumbuhan endemik?   Gambar 2.1. Bunga terbesar di dunia,Rafflesia Arnoldi atau nama lokalnya Cendawan Harimau. Bandingkan besar bunga dengan orang duduk.    Gambar 2.2. Bunga Bangkai dapat mencapai 210 cm, terdapat di Sumatera Selatan.  b.   Flora di daerah Dataran Sahul Flora di dataran Sahul disebut juga flora Australis karena jenis floranya mirip dengan flora di benua Australia.. Meliputi pulau apa saja dataran Sahul? Ya, Irian Jaya serta pulau-pulau kecil disekitarnya. Dataran Sahul memiliki corak hutan Hujan Tropik tipe Australia Utara, yang ciri-cirinya sangat lebat dan selalu hijau sepanjang tahun. Di dalamnya tumbuh beribu-ribu jenis tumbuh-tumbuhan dari yang besar dan tingginya bisa mencapai lebih dari 50 m, berdaun lebat sehingga matahari sukar menembus ke permukaan tanah dan tumbuhan kecil yang hidupnya merambat. Berbagai jenis kayu berharga tumbuh dengan baik, seperti kayu besi, cemara, eben hitam, kenari hitam, dan kayu merbau. Di daerah pantai banyak kita jumpai hutan mangrove dan pandan, sedangkan di daerah rawa terdapat sagu untuk bahan makanan. Di daerah pegunungan terdapat tumbuhan Rhododendron yang merupakan tumbuhan endemik daerah ini.   Gambar 2.3. Hutan Mangrove atau Bakau.    Gambar 2.4. Pohon Meranti (Shorea spp.)  c.   Flora Daerah Peralihan Sebelumnya coba sebutkan, pulau apa saja yang masuk daerah peralihan? Ya, pulau Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara. Mengapa disebut daerah peralihan? Mengenai flora di daerah peralihan, sebagai contoh yaitu flora di Sulawesi, yang mempunyai kemiripan dengan flora daerah kering di Maluku, Nusa Tenggara, Jawa, dan Filipina. Di kawasan pegunungannya terdapat jenis tumbuhan yang mirip dengan tumbuhan di Kalimantan. Sedangkan di kawasan pantai dan dataran rendahnya mirip dengan tumbuhan di Irian Jaya. Corak vegetasi yang terdapat di daerah Peralihan meliputi:  Vegetasi Sabana Tropik di Kepulauan Nusa Tenggara, Hutan pegunungan di Sulawesi dan Hutan Campuran di Maluku.  Jenis Flora berdasarkan Iklim dan Ketinggian Tempat Sebelumnya Anda harus mengetahui dahulu apa yang dimaksud dengan faktor iklim Faktor iklim di dalamnya termasuk suhu udara, sinar matahari, kelembaban udara dan angin. Unsur-unsur ini sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman. Bagaimana dengan ketinggian tempat? Yang dimaksud dengan ketinggian tempat adalah ketinggian dari permukaan air laut (elevasi). Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin tinggi suatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu udaranya atau udaranya semakin dingin. Semakin rendah daerahnya semakin tinggi suhu udaranya atau udaranya semakin panas. Oleh karena itu ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu suatu wilayah. Perubahan suhu ini tentunya mengakibatkan perbedaan jenis tumbuhan pada wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan ketinggian tempatnya. Maka berdasarkan iklim dan ketinggian tempat, flora di Indonesia terdiri atas:  a.   Hutan Hujan Tropik Indonesia berada di daerah katulistiwa, banyak mendapat sinar matahari, curah hujannya tinggi, dan suhu udaranya tinggi, menyebabkan banyak terdapat hutan hujan tropik. Ciri-ciri hutan ini adalah sangat lebat, selalu hijau sepanjang tahun, tidak mengalami musim gugur, dan jenisnya sangat heterogen. Hutan jenis ini banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Irian Jaya. Beberapa jenis floranya misalnya kayu meranti, ulin, dan kapur. Pada pohon-pohon ini hidup menumpang berbagai tumbuhan seperti anggrek dan tumbuhan merambat.dan epifit. Tumbuhan merambat yang terkenal adalah rotan. Hutan ini terdiri dari Hutan Hujan Tanah Kering (ketinggian 1000 - 3000 m dari muka laut) dan Hutan Hujan Tanah Rawa (ketinggian 5 - 100 m dari muka laut). Hutan rawa gambut, hutan mangrove, dan hutan rawa air tawar termasuk dalam jenis hutan hujan tanah rawa. Sedangkan hutan fegaceae, hutan campuran Dipterocarpaceae, dan hutan belukar, termasuk jenis hutan hujan tanah kering.   Gambar 2.4. Hutan Hujan Tropik, tempat 1% saja cahaya matahari mencapai lantai tanah.  b.   Hutan Musim atau Hutan Meranggas Hutan ini terdapat di daerah yang suhu udaranya tinggi (terletak pada ketinggian antara 800 - 1200 m dari muka laut). Pohon-pohonnya jarang sehingga sinar matahari sampai ke tanah, tahan kekeringan, dan tingginya sekitar 12 - 35 m. Daunnya selalu gugur pada musim kering/kemarau dan menghijau pada musim hujan. Contohnya pohon jati, kapuk, dan angsana.   Gambar 2.5. Hutan Meranggas atau hutan Musim  c.   Hutan Sabana Sabana adalah padang rumput yang disana sini ditumbuhi pepohonan yang berserakan atau bergerombol. Terdapat di daerah yang mempunyai musim kering lebih panjang dari musim penghujan, seperti di Nusa Tenggara. Terdiri dari hutan sabana dengan pohon-pohon dan palma ( 900 m dari muka laut) dan hutan sabana casnarina (terletak antara 1600 - 2400 m dari muka laut).   Gambar 2.6. Pemandangan hutan Sabana.  d.   Padang rumput Terdapat pada daerah yang mempunyai musim kering panjang dan musim penghujan pendek, seperti di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Padang rumput dapat terdapat di daerah dengan ketinggian antara 900 - 4000 m di atas permukaan laut, seperti misalnya padang rumput tanah, padang rumput pegunungan, komunitas rumput, dan lumut. Namun ada yang berada pada ketinggian kurang dari 100m di atas permukaan laut, yaitu Rawa gambut.  Demikianlah jenis-jenis flora yang hidup di Indonesia yang dibedakan atas 3 wilayah. Cobalah Anda cari gambar mengenai jenis-jenis flora dari sumber-sumber lainnya agar lebih memahaminya. Setelah Anda mengetahui jenis-jenis flora yang ada di Indonesia, selanjutnya akan kita bahas mengenai jenis-jenis flora di dunia.
»»  READMORE...

PERSAMAAN REAKSI


1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama


2.Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
3. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang berwujud gas perbandingan koefisien juga menyatakan perbandingan volume asalkan suhu den tekanannya sama)

Contoh: Tentukanlah koefisien reaksi dari

HNO3 (aq) + H2S (g) ® NO (g) + S (s) + H2O (l)

Cara yang termudah untuk menentukan koefisien reaksinya adalah dengan memisalkan koefisiennya masing-masing a, b, c, d dan e sehingga:

a HNO3 + b H2S ® c NO + d S + e H2O

Berdasarkan reaksi di atas maka

atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)
atom O : 3a = c + e ® 3a = a + e ® e = 2a
atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a ® 2b = 3a ® b = 3/2 a
atom S : b = d = 3/2 a

Maka agar terselesaikan kita ambil sembarang harga misalnya a = 2 berarti: b = d = 3, dan e = 4 sehingga persamaan reaksinya :

2 HNO3 + 3 H2S ® 2 NO + 3 S + 4 H2O
»»  READMORE...

Sifat Unsur merupakan fungsi massa atom


Jumlah unsur yang telah ditemukan cukup banyak, sampai dengan saat ini telah dikenal 108 unsur. Tentu tidak mudah mempelajari sekian banyak unsur. Usaha untuk membuat daftar unsur dan menggolongkannya telah dilakukan. Hasil penggolongan dan daftar unsur tersebut dikenal dengan Tabel periodik. Perkembangan tabel periodik cukup lama dan banyak melibatkan para ahli kimia, dan saat ini kita sudah mendapatkan tabel periodik bentuk panjang.

Sifat Unsur merupakan fungsi massa atom

Pada tahun 1829, Johan W Dobereiner mengemukakan cara sederhana untuk mengelompokan unsur. Ia membuat kelompok unsur-unsur, yang memiliki sifat yang sama dan masing-masing kelompok terdiri dari tiga unsur, ternyata unsur kedua memiliki massa atom yang relatif sama dengan massa rata-rata dari unsur pertama dan ketiga. Model ini dikenal dengan istilah Triad Dobereiner, Perhatikan tabel 4.1. di bawah ini.
Tabel 4.1. Susunan 3 unsur yang memiliki sifat yang sama berdasar rata-rata massa atom pertama dan ketiga, sebagai penentu unsur kedua
tabel 4.1
Dari tabel tampak bahwa massa atom Br relatif mendekati harga rata-rata dari massa pertama dan ketiga.
Penyusunan unsur berdasarkan kenaikan massa atom dengan cara lain juga dilakukan oleh John Newland dan terkenal Hukum Oktaf. Newlands menyatakan jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya, maka sifat-sifat unsur akan kembali terulang secara berkala setelah 8 (delapan=oktaf) unsur.
Mendeleev dan Lothar Matheus yang bekerja secara terpisah mempersiapkan susunan berkala unsur. mereka sepakat untuk menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atomnya.
Mendeleev memperhatikan kesamaan sifat-sifat kimia, sedangkan Lothar Matheus lebih fokus pada sifat-sifat fisikanya. Mendeleev berhasil menyusun tabel unsur dari kiri ke kanan berdasarkan kenaikan massa atomnya. Pada awalnya tersusun untuk 60 buah unsur dan berkembang, karena dalam table tersebut tersedia ruang-ruang kosong yang dapat dipergunakan untuk menemukan unsur ataupun meramalkan sifat-sifat unsur. Dalam perkembangan teori atom, tabel yang dibuat oleh Mendeleev menjadi kurang sesuai dan terdapat banyak kelemahan
»»  READMORE...

Struktur Atom


Atom adalah partikel terkecil penyusun materi. Atom terdiri atas beberapa partikel dasar, yaitu elektron, proton, dan neutron. Adanya partikel-partikel inilah yang menyebabkan atom mempunyai sifat listrik, sebab elektron bermuatan negatif, proton bermuatan positif, dan neutron tidak bermuatan.
Atom unsur yang satu berbeda dengan atom unsur yang lain disebabkan adanya perbedaan susunan partikel subatom yang menyusunnya.
                   a.      Elektron ( )
Tahun 1838, Michael Faraday mengemukakan bahwa atom memupnyai muatan listrik. Atom-atom gas hanya dapat menghantarkan listrik dan menyala terang  pada tekanan rendah dan tegangan tinggi.
Tahun 1858, Heinrich Geissler dan  Julius Plucker membuat percobaan dengan mengunakan dua plat logam. Plat yang bermuatan positif disebut anode dan plat yang bermuatan negatif disebut katode. Kedua plat kemudian ditempatkan dalam tabung gelas yang dihampakan, dimana kemudian kedalamnya dimasukkan gas bertekanan rendah. Ketika dihubungkan dengan listrik tegangan tinggi, maka timbullah pancaran sinar dari katodemenuju anode. Sinar itulah yang disebut sinar katode.
Pada tahun 1891, George J. Stoney menamakan partikel sinar katode dengan nama elektron. Selanjutnya pada tahun 1897, Joseph John Thomson mengganti katode yang digunakan Geissler dan Plucker dengan berbagaimacam logam yang ternyata menghasilkan sinar katode yang sama. Hal ini membuktikan bahwa memang betul bahwa elektron merupakan partikel penyusun atom.            J.J Thomson juga berhasil menemukan perbandingan antara muatan dengan massa elektron yaitu  C g-1. Hasil eksperimen Thomson ditindaklanjuti oleh Robert Andrew Millikan pada tahun 1908 yang dikenal dengan Model Percobaan Tetes Minyak Millikan, yang berhasil menemukan muatan elektron yaitu sebesar 1,6.10-19 Coulumb.
Berdasarkan ekperimen tersebut di atas, maka massa elektron (m) dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
 maka
Massa elektron (m)      =      
                           =       9,11.10-28 g
Sehingga massa elektron adalah 9,11.10-28 gram, harga ini kira-kira  massa atom hidrogen.
Dari beberapa percobaan yang dilakukan diketahui beberapa sifat sinar katode yaitu sebagai berikut :
1)        Dipancarkan oleh plat bermuatan negatif dalam tabung hampa apabila dilewati listrik bertegangan tinggi.
2)        Berjalan dalam garis lurus
3)        Dapat memendarkan berbagai jenis zat termasuk gelas
4)        Bermuatan negatif sehingga dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet
5)        Memiliki sifat cahaya dan sifat materi
6)        Tidak tergantung pada jenis gas dan jenis elektrode.
                   b.      Proton ( )
Tahun 1886, Eugene Goldstein membuat percobaan yang sama seperti yang dilakukan J.J Thomson, tetapi dengan memberi lubang pada katode dan mengisi tabung dengan gas hidrogen. Dari percobaan ini didapat sinar yang diteruskan merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif (dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif) yang disebut sinar anode. Sinar anode yang bermuatan positif ini selanjutnya disebut proton.
Beberapa sifat sinar anode yang dapat diketahui adalah sebagai berikut :
1)        Dibelokkan dalam medan listrik dan medan magnet
2)        Merupakan radiasi partikel
3)        Bermuatan positif
4)        Bergantung pada jenis gas dalam tabung
Apabila muatan proton adalah 1,6022.10-19 C, maka massa proton dapat ditentukan sebagai berikut :
 maka
Massa proton (m)         =      
                           =       1,6726.10-24 g
Sehingga massa proton adalah 1,6726.10-24 gram, harga ini kira-kira 1.836 x massa elektron = 1,007276
                   c.      Neutron ( )
Tahun 1932, James Chadwick melakukan ekperimen/percobaan dengan menembakkan partikel alfa (a) pada lempeng berilium (Be), ternyata setelah ditembakkan dengan partikel tersebut, berilium memancarkan suatu partikel yang berdaya tembus besar dan tidak dipengaruhi oleh medan listrik, hal ini membuktikan bahwa ada partikel inti yang massanya sama dengan proton, tetapi tidak mempunyai muatan sehingga partile itu ia beri nama sebagai neutron. Proton dan elektron adalah partikel penyusun inti atom yang dikenal dengan istilah nukleon.
  1. 2.       Kategori Unsur
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana dengan cara kimia biasa. Unsur dapat berubah menjadi unsur lain melalui reaksi inti (nuklir)
Pada suhu kamar (± 25oC) beberapa unsur dapat berupa gas (gasses), cairan (liquid), dan padatan (solid). Unsur ada yang mempunyai kerapatan sangat rendah, ada yang keras, lunak, dan sebagainya. Secara umum, unsur dapat digolongkan dalam 3 (tiga) kategori yaitu logam, nonlogam dan metaloid.
  1. a.        Logam
Logam mempunyai beberapa sifat fisik, yaitu :
1)          Pada suhu kamar berwujud padat
2)          Merupakan penghantar listrik yang baik
3)          Merupakan penghantar panas yang baik
4)          Mempunyai kilap logam
5)          Dapat ditempa menjadi membran yang sangat tipis (maleabilitas)
6)          Dapat diregangkan jika ditarik (duktilitas)
  1. b.        Nonlogam
Unsur nonlogam umumnya ditemukan dalam bentuk senyawa serta mempunyai beberapa sifat fisik, yaitu :
1)        Bersifat isolator kecuali karbon (C) yang bersifat semikunduktor. Khusus unsur karbon, di alam terdapat dalam 2 (dua) alotrop, yaitu grafit dan intan. Alotrop adalah dua bentuk atau lebih molekul/kristal dari suatu unsur tertentu yang memiliki sifat fisik dan kimia berlainan.
2)        Tidak mempunyai kilap logam
3)        Sangat mudah rapuh
4)        Umumnya berwujud gas 
5)        Tidak dapat ditarik
  1. c.        Metaloid
Unsur metaloid umumnya disebut juga sebagai semimetal, yaitu unsur peralihan dari logam ke nonlogam sehingga sebagian memiliki sifat logam dan sebagian mempunyai sifat nonlogam. Contoh unsur yang paling dikenal adalah Silikon (Si). Unsur metaloid banyak dipergunakan dalam industri elektronik karena mempunyai sifat semikunduktor (penghantar listrik, namun tidak sebaik logam).
  1. 3.       Nomor Atom dan Nomor Massa
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana dengan cara kimia biasa. Unsur dapat berubah menjadi unsur lain melalui reaksi inti (nuklir).
Di dalam inti terdapat proton dan neutron yang menentukan besarnya massa sebuah atom. Jumlah proton atau muatan positif yang terdapat dalam inti atom ditunjukkan oleh Nomor Atom (NA atau Z). Untuk atom yang netral jumlah muatan positif (proton) sama dengan jumlah muatan negatif (elektron). Jumlah total keseluruhan proton dan neutron yang terdapat dalam inti atom ditunjukkan oleh Nomor Massa (NM atau A).
Penulisan simbol atom yang dilengkapi dengan nomor massa dan nomor atom dapat ditulis sebagai berikut :
dimana;         A = Nomor Massa, Z = Nomor Atom , dan                X = lambang unsur
Perlu diketahui bahwa pada atom netral akan memiliki jumlah proton (p) dan elektron (e) yang sama dengan Nomor Massa (Z) sehingga  Z = p = e
Contoh 1. :
Jika atom X diketahui mempunyai 12 elektron. Tentukan Nomor Massa (Z) dan proton (p) unsur tersebut?
Jawab :
Elektron X = 12.
Jika e = p = Z, maka proton (p) = 12, dan Nomor Massa (Z) = 12
Nomor Massa (A) menunjukkan jumlah nukleon yaitu jumlah  proton (p) dan neutron (n) dalam inti atom. Jumlah nukleon dalam suatu unsur dilambangkan sebagai berikut :
A = p + n; karena p = Z, maka
A = Z + n
Contoh 2. :
Jika atom X diketahui mempunyai 12 elektron dan Nomor Massa 25. Tentukan neutron (n) unsur tersebut?
Jawab :
Elektron unsur X = 12, maka  proton (p) unsur X = 12
Nomor Massa (A) = 25
Jika A = p + n, maka
n     =   A – p
n     =   25 – 12
n     =   13, sehingga jumlah neutron (n) unsur X adalah 13
Atom netral mempunyai jumlah proton yang sama dengan jumlah elektronnya. Jika suatu atom melepaskan elektronnya, maka atom tersebut akan bermuatan positif (+) yang disebut sebagai Kation, (sebab jumlah proton lebih banyak dari jumlah elektron). Namun jika atom menangkap elektron, maka atom tersebut akan bermuatan negatif (-) yang disebut sebagai Anion, (sebab jumlah elektron lebih banyak dari proton). Perubahan tersebut hanya terjadi pada elektron, sedangkan jumlah proton dan neutron tetap sama sebab inti atom tidak berubah.
Contoh 3. :
Tentukan proton, elektron, neutron dan nomor atom dari unsur berikut : a)  b)   c)   d)   e)  
Jawab :
a)    , maka     proton        =   11
                                   elektron     =   11
                                   neutron      =   23 – 11
                                                      =   12
                                   NA             =   11
b)    , maka      proton        =   20
                                   elektron     =   20
                                   neutron      =   40– 20
                                                      =   20
                                   NA             =   20
c)     maka    proton        =   11
                                   elektron     =   11 – 1
                                                      =   10
                                   neutron      =   23 – 11
                                                      =   12
                                   NA             =   11
c)      maka proton        =   20
                                   elektron     =   20 – 2
                                                      =   18
                                   neutron      =   40– 20
                                                      =   20
                                   NA             =   20
e)       maka proton        =   17
                                   elektron     =   17 + 2
                                                      =   19
                                   neutron      =   35– 17
                                                      =   18
                                   NA             =   17
  1. 4.       Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron dalam atom. Susunan ini ditentukan oleh jumlah elektron yang bergerak mengelilingi inti atom pada lintasan yang disebut kulit atom.
Kulit pertama diberi nama K, selanjutnya L, M, N, dst. Aturan pengisian jumlah elektron maksimum per kullit diperkenalkan oleh Pauli, dengan memakai rumum 2n2, dimana n = kulit atom. Berikut Jumlah elektron maksimum per kulit :
Kulit
Nomor Kulit
Rumusan 2n2
Elektron Maksimum
K
1
2.(1)2
2.(1) = 2
L
2
2.(2)2
2.(4) = 8
M
3
2.(3)2
2.(9) = 18
N
4
2.(4)2
2.(16) = 32
O
5
2.(5)2
2.(25) = 50
P
6
2.(6)2
2.(36) = 72
Q
7
2.(7)2
2.(49) = 98
R
8
2.(8)2
2.(64) = 128
S
9
2.(9)2
2.(81) = 162
T
10
2.(10)2
2.(100) = 200
Selanjutnya, pengisian elektron per kulit harus berdasarkan aturan Aufbau, (pengisian elektron dimulai dari tingkat energi terendah ke tingkat energi tertinggi).
Tata Cara Penulisan Konfigurasi Elektron :
1)        Ketahui dahulu nomor atom unsur
2)        Tulislah perlambangan unsur dan nomor atomnya ( Cth.: 3Li)
3)        Isi elekton sesuai kulit dimulai dari Kulit K
4)        Kulit K harus terlebih dahulu diisi maksimum sesuai aturan Pauli
5)        Jika atom memiliki lebih dari 2 elektron, maka sisa elektron dimasukkan ke kulit berikutnya sampai mencapai maksimum
6)        Jika sisa elektron sesudah dimasukkan ke kuoit berikutnya tidak dapat mencapai maksimum, maka diisi dengan elektron maksimum di kulit sebelumnya
7)        Selanjutnya jika kulit sebelumnya tidak memenuhi elektron maksimum, maka ditulis sebagai sisa pada kulit selanjutnya.
Contoh 4 :
Tentukan konfigurasi elektron unsur berikut ini
1H, 3Li, 7N, 13Al, 34Se, 35Br, dan 37Rb
Jawab :
                         K         L         M         N         O         P
1H          =         1
3Li         =         2          1
7N          =         2          5
13Al       =         2          8          3
34Se      =         2          8        18         6
35Br       =         2          8        18         7
37Rb      =         2          8        18         8          1
  1. 5.       Elektron Valensi (eV)
Elektron valensi adalah jumlah elektron maksimum pada kulit terluar atom (Jumlah elektron pada kulit terluar/yang paling akhir ditulis pada konfigurasi elektron).
Atom-atom yang memiliki elektron valensi yang sama akan memiliki sifat kimia yang relatif sama/mirip, sebab elektron valensi menentukan sifat kimia suatu atom atau cara atom bereaksi denan atom lain pada saat membentuk ikatan.
Elektron valensi juga dipakai untuk menentukan/mengetahui letak Golongan suatu atom pada Tabel Sistem Periodik Unsur.
Contoh 5 :
Tentukan konfigurasi elektron dan Elektron valensi unsur berikut ini
1H, 3Li, 7N, 13Al, 34Se, 35Br, dan 37Rb
Jawab :
                         K         L         M         N         O         P            Elektron
                                                                                                   Valensi
1H          =         1                                                                              1
3Li         =         2          1                                                                  1
7N          =         2          5                                                                  5
13Al       =         2          8          3                                                       3
34Se      =         2          8        18         6                                           6
35Br       =         2          8        18         7                                           7
37Rb      =         2          8        18         8                                           8
Bila unsur X mempunyai 14 proton, 14 elektron dan 14 neutron. Tentukan cara menuliskan lambang unsur tersebut.
  1. Tentukan nomor atom jika suatu unsur mempunyai jumlah kulit 3 dan elektron valensi 6
RANGKUMAN
  1. 1.      Banyaknya proton dalam inti atom suatu unsur dapat dilihat dari nomor atomnya.
  2. 2.      Untuk atom netral jumlah proton sama dengan jumlah elektronnya
  3. 3.      Namor Massa (NM) atau (A) menunjukkan jumlah nukleon (proton + neutron) yang terdapat dalam inti atom
  4. 4.      Suatu atom disimbolkan dengan  , A= Nomor Massa, Z=Nomor Atom, X=lambang Unsur
  5. 5.      Elektron mempunyai massa yang sangat kecil bila dibandingkan dengan massa hidrogen yaitu sebesar  massa hidrogen
  6. 6.      Elektron-elektron mengelilingi inti atom dan beredar pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit atom.
  7. 7.      Kulit atom dimulai dengan kulit K, L, M, N, O, P, dst.
  8. 8.      Elektron maksimum yang dapat menempati kulit harus memenuhi aturan Pauli yaitu 2n2.
  9. 9.      Pengisian elektron maksimum per kulit harus sesuai dengan aturan Aufbau, yaitu dimulai dari tingkat energi terendah ke tingkat energi tertinggi.
  10. 10.    Konfigurasi elektron adalah adalah susunan elektron dalam atom. Susunan ini ditentukan oleh jumlah elektron yang bergerak mengelilingi inti atom pada lintasan yang disebut kulit atom.
  11. 11.    Elektron valensi adalah jumlah elektron maksimum pada kulit terluar atom (Jumlah elektron pada kulit terluar/yang paling akhir ditulis pada konfigurasi elektron).
»»  READMORE...

Nomor Atom, Nomor Massa, Isotop, Isobar dan Isoton


Telah diketahui bahwa penemu sinar x adalah Rontgen. Sinar x terjadi ketika sinar katoda yang berupa elektron berkecepatan tinggi menumbuk elektroda tembaga. Akibat tumbukan tersebut, tembaga melepaskan elektron terluarnya dan tempat elektron yang kosong ini selanjutnya diisi oleh elektron tembaga dari tingkat energi lain yang lebih tinggi. Pengisian tempat kosong oleh elektron tembaga dari tingkat energi yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya pemancaran radiasi. Radiasi ini oleh Rontgen disebut sebagai sinar x.

Pemahaman mengenai inti atom selanjutnya dijelaskan oleh percobaan Moseley. Moseley melakukan penelitian untuk mengukur panjang gelombang sinar x berbagai unsur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap unsur memancarkan radiasi sinar x dengan panjang gelombang yang khas. Panjang gelombang yang dihasilkan tergantung pada jumlah ion positif didalam inti atom. Penelitian juga menunjukkan bahwa inti atom mempunyai muatan yang berharga kelipatan dari +1,6×10-9C. Moseley selanjutnya menyebut jumlah proton dalam atom adalah nomor atom.
Tabung 
sinar X
Tabung sinar X
Wilhelm Conrad Rontgen
Wilhelm Conrad Rontgen

Nomor Atom dan Nomor Massa

Inti atom mengandung proton dan netron. Nomor atom sama dengan jumlah proton didalam inti atom sedangkan nomor massa sama dengan jumlah proton dan netron didalam inti atom. Notasi untuk menyatakan susunan inti atom yaitu proton dan netron dialam inti atom dapat dinyatakan sebagai berikut:
rm41
rm51

Isotop

Isotop adalah atom unsur sama dengan nomor massa berbeda. Isotop dapat juga dikatakan sebagai atom unsur yang mempunyai nomor atom sama tetapi mempunyai nomor massa berbeda karena setiap unsur mempunyai nomor atom yang berbeda. Karbon merupakan contoh adanya isotop.
rm61
Setiap karbon mempunyai nomor atom 6 tetapi nomor massanya berbeda-beda. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa walaupun unsurnya sama belum tentu nomor massanya sama.

Isobar dan Isoton

Isobar adalah atom unsur yang berbeda tetapi mempunyai nomor massa sama. Isobar dapat dimengerti dengan melihat contoh berupa rm111 dengan rm9 yang memiliki nomor massa sebesar 24. Sedangkan isoton adalaha tom unsur yang berbeda tetapi mempunyai jumlah netron yang sama. Contoh isoton adalah  rm10 yang sama-sama memiliki jumlah neutron 20.
»»  READMORE...