PEMANASAN global menimbulkan dampak buruk pada terumbu karang dalam tahun 2011 sehingga membahayakan salah satu ekosistem kunci dunia yang memberikan kemaslahatan kepada orang dalam banyak cara.
Terumbu karang merupakan habitat bagi hampir 100.000 species laut yang dikenal, termasuk 40 persen semua species ikan. Terumbu memberi makan kepada jutaan orang, melindungi pantai dengan menyerap energi gelombang, dan melindungi berbagai makhluk yang bisa menjadi sumber obat-obatan untuk mengatasi kanker, HIV/ AIDS dan berbagai penyakit lain.
Data satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan bahwa 2010, terpanas dalam catatan, tahun yang berat bagi terumbu karang. Suhu udara lebih panas daripada biasanya membuat stres terumbu karang tropis, menyebabkan terumbu memutih — mengusir ganggang yang hidup pada jaringannya sehingga memberi warna dan makanan kepada terumbu.
Terancam
Sekira 75 persen dari terumbu karang di dunia kini terancam oleh perubahan iklim, overfishing dan po-lusi, ungkap penelitian baru dari World Resources Institute dan berbagai organisa si konservasi lain. Jumlah itu naik dramatis dari penilaian terakhir kelompok itu pada 1998.
"Akan dibutuhkan upaya sangat besar untuk menga-tasi keadaan dewasa ini dan mewariskan ekosistem sa-mudera yang sehat kepada anak dan cucu kita," papar Jane Lubchenco, pakar ke-lautan pemimpin NOAA.
"Bagaimana dunia menanggapi keadaan tersebut merupakan refleksi komit-men kita terhadap satu sama lain dan terhadap dunia alam yang memberi kita makanan, kebijaksanaan dan perenungan atas jiwa kita."
Andalkan
Terumbu karang meliputi hampir sepersembilan dari 1 persen luas semua samudera, namun masih sekira 100.000 mil persegi. Para saintis yang menyelam dalam penelitian atas terumbu karang tersebut tidak dapat melihat semua-nya, karena itu mereka se-makin sering mengandal-kan bantuan dari satelit-satelit.
Data satelit NOAA soal pemanasan suhu samudera menunjukkan bahwa pemu-tihan terumbu terjadi di semua wilayah dan menjadi makin sering. Gangguan ekstrim membunuh terumbu karena terumbu tidak bisa bertahan hidup tanpa makanan yang diberikan oleh ganggang. Pemutihan tak seberapa intens dapat melemahkan terumbu, mengurangi pertumbuhan dan kemampuan reproduktifnya, dan membuatnya jadi lebih rawan terhadap penyakit.
Global
Mark Eakin, ahli ocea-nografi yang mendapat pe-latihan dari University of Miami dan kordinator program satelit Coral Reef Watch NOAA, menjelaskan 2010 adalah kali kedua pemutihan terumbu karang terjadi secara global.
Pemutihan global perta-ma, dari 1997 hingga 1999, terjadi ketika El Nino yang sangat kuat pemanasan berkala pada suhu udara perrmikaan sanrudeia di Pasifik yang tropis disusul kehadiran versi keba-likannya yakni La Nina yang sangat kuat. Sekira 15 persen dari terumbu karang di dunia mati pada waktu itu.
"Keadaan betlanjut cepat hingga 2010," ujar Eakin. Kali ini, El Nino dan La nina yang muncul tidak begitu kuat.
"Problema yang kini ka-riii lihat adalah, saat semua samudera terus memanas dari tahun ke tahun, kejadian semacam ini terjadi tak mesti diakibatkan kondisi sekuat atau separah itu."
Pemutihan terumbu dari tahun lalu di banyak tempat tercatat paling parah sejak 1998. Dalam bulan-bulan paling panas, pemutihan melanda Pasifik, Samudera Hindia, Asia Tenggara dan Karibia selatan.
Source : http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=92726:memanasnya-samudera-akibatkan-terumbu-karang-jadi-stres&catid=83:umum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar